Paggae

Modal Sosial dalam Kehidupan Nelayan Mandar


Buku ini hadir memberi pahaman masyarakat luas tentang bagaimana kehidupan nelayan yang dalam berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya menjadikan alat tangkap “gae” sebagai modal dasar. Alattangkap “gae” dalam buku ini tidak hanya menggambarkan sebagai alat berteknologi murni, melainkan “gae” dilihat sebagai sebuah sistem di mana saat dimanfaatkan ada saling ketergantungan antar satu teknologi dengan teknologi lainnya, yaitu memanfaatkan alat tangkap bantu yang disebut rumpon yang mana orang Mandar menyebutnya “roppo” atau “roppong”

Category: Tags: ,

Detail

ISBN

978-979-530-217-9

Penyunting

Alem Febri Sonni

Tata Letak

Desain Sampul

Sapriady Putra

Halaman

Cetakan

I, 2019

Penerbit

Unhas Press

Bahasa

Indonesia

Tanggal Terbit

Tentang

Syamsul Bahri

Syamsul Bahri

Lahir di Rappang 18 September 1960, saat ini merupakan pegawai negeri sipil di Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud. Saat ini dengan Jabatan Fungsional Ahli Peneliti Madya, banyak melakukan penelitian serta aktif sebagai peserta dalam seminar-seminar kebudayaan. Hingga sat ini telah menghasilkan lebih kurang 8 buah buku yang banyak berbicara dalam konteks Kebudayaan. Beberapa penghargaan satya lencana dalam bidang pengabdian telah diperolehnya. Menyelesaikan program Doktoral di Universitas Hasanuddin dalam bidang kajian Antropologi, penulis sering menjadi pemateri dalam kegiatan-kegiatan akademis yang membahas masalah kebudayaan terkhusus dalam kajian maritim.

Buku ini hadir memberi pahaman masyarakat luas tentang bagaimana kehidupan nelayan yang dalam berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya menjadikan alat tangkap “gae” sebagai modal dasar. Alattangkap “gae” dalam buku ini tidak hanya menggambarkan sebagai alat berteknologi murni, melainkan “gae” dilihat sebagai sebuah sistem di mana saat dimanfaatkan ada saling ketergantungan antar satu teknologi dengan teknologi lainnya, yaitu memanfaatkan alat tangkap bantu yang disebut rumpon yang mana orang Mandar menyebutnya “roppo” atau “roppong”

Gae sebagai sebuah teknologi alat tangkap yang hingga saat penelitian ini dilangsungkan masih tetap berada pada posisi sebagai alat tangkap prioritas dan mampu bertahan ditengah gencarnya arus perubahan teknologi yang semakin mendesak nelayan untuk bersaing, bahkan tetap diandalkan sebagai alat tangkap pemasok ikan dan biota laut lainnya terbesar di Tana Mandar, khususnya di lingkungan masyarakat Pambusuang. Untuk itu, dengan diterbitkannya tulisan ini ucapan terima kasih saya tujukan kepada, Management penerbit Lephas Universitas Hasanuddin yang cukup jeli melihat sekaligus menyeleksi tulisan atau karya-kaya hasil

penelitian yang diterbitkan. Begitu pula ucapan terima kasih pula saya sampaikan kepada Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan atas kesediaannya memprogramkan anggaran penerbitan buku ini. Tidak kalah pentingnya pula ucapan terima kasih saya sampai kepada seluruh komponen masyarakat yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu atas jasa baiknya sehingga tulisan dapat terbit sesuai kebutuhan dan pemanfaatannya. Semoga Jasa baik yang terlibat mendapat imbalan pahala dari Allah Subhanahu Wataala, Amin Yaa Rabbal Alamin.

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “Paggae”

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *