Fakta dan Peristiwa

Di Wilayah Sulawesi dan Daerah Bawahannya (De Feitelijke Toestand in het Gouvernementsgebied van Celebes en Onderhoorigheden)

Baik di Negeri Belanda maupun Hindia-Belanda belum pernah ada permasalahan yang sedemikian sering dibahas dan sedemikian beragam penyelesaiannya seperti pertanyaan berikut : sejauh mana kekuasaan legislatif kolonial harus memperhitungkan permasalahan etika dan moral, kebiasaan, adat serta istiadat penduduk pribumi ?

Sebagian kecil orang masih mempertahankan pendapat bahwa penduduk di sana berbahagia dan puas dengan adat yang mereka miliki, dan sangatlah diragukan juka mereka, setelah melalui peradaban seperti yang biasa disebut orang barat akan menjadi lebih berbahagia dan lebih puas. Jadi menurut pendapat kelompok ini, sebaiknya segala sesuatu sedapat mungkin dibiarkan tetap seperti semula.

Berlawanan dengan itu, ada suatu kelompok yang besar dan akurat yang berpendapat bahwa adat merupakan penghalang yang menghalangi  para legislator kolonial dalam usahanya meningkatkan peradaban, dan karena itu, semakin cepat adat istiadat ini dicabut, semakin baik. Selama legislator ini tidak berusaha mengikat suatu adat kepada aturan-aturan tetap, penduduk pribumi akan tetap menikmati adatnya, namun jika ia menilai bahwa peraturan itu bersifat perlu atau harus ada, ia tiba-tiba akan bersikap ingin menuntaskannya, dan ia tidak membiarkan dirinya dihalangi oleh adat yang manapun dalam menjalankan kewajibannya: kini segala sesuatu harus secepat mungkin dipoles menurut wujud barat.